AHLAN WA SAHLAN

SELAMAT DATANG

Cari Blog Ini

MESJID

MESJID
BASIS KEKUATAN UMAT

Sabtu, 05 Juni 2010

TIADA YANG SIA-SIA, APA YANG ENGHKAU LAKUKAN.

Suatu hari, seorang anak yg hidup sebagai pedagang asongan dari pintu kepintu, biasanya dilakukan dikompleks-kompleks rumah dinas, kehabisan uang, hari ini kue yang dijajankannya tidak laris, itu berarti hari ini tdk ada jatah untuk perut yang sudah keroncongan minta diisi. Apa lagi sudah banyak rumah yang disinggahinya. Lapar, haus, lelah, bercampur aduk, entah yang mana lebih dahulu harus dipenuhi tuntutannya, apakah mencari makan dan minum terlebih dahulu, atau istirahat sejenak. Akhirnya diputuskan untuk singgah lagi kesebuah rumah, mudah-mudahan situan rumah adalah orang yang berbaik hati, jika tidak membeli kue yg dijajankannya minimal dia mau memberinya makanan jika diminta.
“Assalamu’alaikum….”, lirih sang anak mengucapkan salam setelah mengetuk pintu. “wa’laikussalam”. Melihat yg keluar adalah istri seorang pejabat, karena segan niat sang anak untuk meminta makananpun diurungkan, “kue bu…”. “kue ibu juga masih banyak nak, jadi ndak bisa beli…,lain kali ya…, maaf…”. “oh iya, da apa bu, eh…, anu…., minta airnya aja bu, lg haus, capek keliling”. “tunggu nak, ibu ambilkan”. “Anak ini bukan saja haus, tapi keliatannya dia juga lapar”, benak sang ibu menerka. Kemudian ibu membawakan gelas yang ukurannya agak besar, berisi air susu yang sedikit dikentalkan, dingin, segar….. “Ini nak, ibu buatkan susu, semoga hausnya hilang”. Nikmat anak meminumnya, lapar dan haus pun hilang, karena begitu segarnya sang anak rasakan, jika diminta bayaran atas air susu itu, ia akan berusaha u melakukannya. “Ahhh…., mikmat bu…, minumnannya segar, lapar dan haus udah hiulang, terus saya harus bayar berapa bu?”. “Eh…, ibu mau berbuat baik ko” nggak usah nak, orang tua kami mengajarkan agar tidak mengharap upah jika memberikan kebaikan”. “wwah…, makasih banyak bu, semoga Allah membalas kebaikan ibu, makasih, aku pamit ya bu… “ya, hati-hati nak”.
Dengan girang, Sang anak pun pergi, apa yang dilakukan istri pejabat tadi tidak akan dilupakannya, samapi kapan pun. “Dia istri pejabat, tapi tidak sombong, dia baik sekali, tidak sama kebanyakan istri pejabat yang lain, sombong dan angkuh” Batin anak berbisik, terus mengingat kebaikan sang ibu.
Waktu pun berjalan, puluhan tahun kemudian, sang ibu tua yang sudah janda ditinpa penyaklit yang sangat kritis, balai pengobatan yang agak dekat dengan kediamannya, tidak menyanggupi untuk memberikan pelayanan. Dengan menjual barang yang tersisa, dan bantuan rekan-rekannya, sang ibu pun dikirim ke ibukota karena disana ada dokter yang diharapkan bisa mengobati penyakit komplikasinya.
Dr. Sobur Nurjaman Ali dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Setelah melakukan pemeriksaan dan mengecek asal kota sang ibu, dengan segera sang dokter mempersiapkan hal yang dibutuhkan untuk melakukan medical chek up, dan terapi-terapi medis lainnya. Denga penuh perhatian, keikhlasan dan ketulusan dia pun merawat sang ibu karena dia sangat prihatin, mendengar cerita sang ibu disuatu hari, bahwa sang ibu jatuh miskin, bisnis yg dirintis bersama sang suami gagal karena ditipu oleh orang.
“Pokoknya dia harus sembuh”, kata Dr. Sobur disuatu hari. Sang ibu yang terbaring lemah, mendapatkan perhatian khusus dari sang dokter. Masuk bulan ketiga, akhirnya sang ibu benar-benar telah sembuh. Namun ada yang menjadi beban bagi sang ibu, “Ini rumah sakit mewah, dan aku telah dirawat selama tiga bulan, ya… Allah, berapa yang harus saya bayar untuk pengobatan ini, semua harta sdh hampir habis dijual, dengan apa saya harus membayarnya”, Batin sang ibu merintih, tidak sanggup menerima daftar tagihan nanti.
Langkah seorang perawat terdengar mendekati pintu. “Krrrrkh”, “Assalau’ alaikum, bagaimana keadaannya bu, baik-baik ya…”. Sapanya dedngan sopan sambil menyodorkan map berwarna coklat. Kemudian berlalu setelah melakukan beberapa percakapan hangat dengan sang ibu. “Tangan gemetar memeluk map yang baru diterimanya, rupanya sang ibu belum membukanya. “Oh Tuhan, aku tak akan sanggup melihat angka yang tertulis dalam tagihan ini, aku tidak punya apa2 untuk membayarnya”. “Bismillaahirrahmaanirrahiim”. Pelan2 ibu membuka. “SEMUA BIAYA PENGOBATAN IBU, TELAH LUNAS DENGAN SEGELAS SUSU”, ttd. Dr. Sobur Nurjaman Ali, (penjajang kue asongan).
Subehaanallah…..
Mengharap imbalan dari manusia dalam meberikan kebaikan adalah harapan yang sangat murah
Manusia hanya bisa member yang sedikit, dan balasan dari sisi Allah jauh lebih banyak, jauh lebih baik, dan jauh lebih sempurna, karena Allah maha kaya pemilik langit dan bumi.
Berbuatlah, dan balasan dari sisi Allah itu adalah pasti. Dituai ketika masih didunia atau diakhirat.
“Maka barang siaspa mengerjakan kebaikan sebesar biji zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar biji zarrah, niscaya dia akan melihat balsannya” (Al Zil-Zal : 7-8)
KIRIMAN AKH ARDIAHSYAH AMAL.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar